6. Cari bantuan lain
Ibunda Debora, Henny kemudian berinisatif mengontak sejumlah temannya.
"Pukul 06.00 WIB, kondisi Debora terus menurun. Ia masih diruang IGD. Bu Henny mencoba menghubungi koleganya.
Pukul 06.17 WIB Bu Henny memposting kegalauannya di akun Facebook-nya.
'URGENT PLEASE, TOLONG BANTU CARI RS SEKITARAN JAKARTA BARAT YG ADA RUANG PICU YG KOSONG. PLEASE TELP KE 082168852971. PLEASE.'
Beberapa temannya merespon. Seorang temannya di Tangerang mencoba membantu. RS Tangerang ada PICU. Bisa segera dibawa ke sana segera."
"Waktu pun terus berlalu, bayi Debora terus berjuang bertahan hidup tanpa bantuan medis yang optimal. Ia dibiarkan kedinginan tanpa inkubator."
7. Akan dipindahkan
Henny kemudian berhasil mendapat informasi bahwa Rumah Sakit Koja memiliki ruangan PICU yang siap pakai.
Bayi Debora pun rencananya akan dipindahkan ke rumah sakit tersebut.
"Pukul 09.00 WIB, Dokter Irfan menemui kedua orang tua Debora. Dokter pengganti Dokter Iren ini memberi penjelasan kondisi bayi Debora.
Entah apa yang dikatakannya. Kedua orang tua Debora sudah tidak bisa lagi mencerna apa penjelasan dokter Irfan. Yang mereka tahu bayi Debora harus dibawa ke ruang PICU agar bisa diselamatkan.
Pukul 09.39 WIB, Bu Henny menyodorkan handphonenya ke dokter Irfan. Iyoh temannya berhasil menemui dokter di RS Koja.
Bayi Debora akan dievakuasi secepatnya ke RS Koja. Dokter di Koja ingin mendengar pandangan dokter Irfan atas kondisi pasien. Kedua dokter itu berbicara melalui telepon Bu Henny.
Entah apa yang dipercakapkan mereka. Bu Henny terus komat kamit merapal doa menanti muzizat kesembuhan anaknya sambil memperhatikan dokter Irfan."
8. Kondisi Debora makin memburuk
Belum sempat dipindahkan, kondisi kesehatan Debora pun semakin memburuk.
"Pukul 10.00 WIB, perawat memanggil kedua orang tua Debora. Mereka mengabarkan kondisi bayi Debora memburuk.
Mereka memberikan tindakan CPR karena jantung bayi Debora berhenti. Bu Henny memegang tangan anaknya. Dingin sekali.
Kedua mata bayi Debora hanya nampak putihnya. Nyawa Debora sudah tidak bisa diselamatkan.
Sontak Bu Debora menjerit histeris.
Sontak Bu Debora menjerit histeris.
"Adekkkk...adekkk...bangun dek...Inang..Inang..bangunnn. Jangan tinggalkan mamak nak...maafkan mamak Inang..mamak sedang berjuang membawamu ke PICU...inangg...", jerit pilu Bu Debora di samping tubuh kaku bayi Debora."
9. Kepedihan Henny
Birgaldo Sinaga mengatakan dirinya berkesempatan bertemu dengan orangtua bayi Debora pada Jumat (8/9/2017).
Dalam kesempatan tersebut, ketiganya mengunjungi makam Debora.
Kesedihan pun masih tampak jelas dari raut wajah orangtua Debora.
"'Dekkk...mamak datang lagi liat kamu dekk. Mereka jahattt..jahattt..mereka jahatt dek..mereka biarkan dedek kedinginan,' ujar Bu Henny sesunggukkan dengan air mata deras membasahi pipinya.
Di depannya sang suami mencoba tegar. Ia hanya menaburi kembang sambil menahan air matanya tumpah."
"'Dekk...mamak janji setiap minggu akan liat dedek ya. Maafkan mamak ya dek...tak ada lagi kawan mamak malam-malam. Tak ada lagi yang mamak gendong malam-malam. Mereka jahat dekk..mereka jahat,' tangis Bu Henny terus berulang." (Tribunwow.com/Dhika Intan)