Semangat dalam menjemput rezeki yang Allah berikan memang terkadang terhambat dengan rasa malas ataupun malu. Padahal di luaran sana banyak orang yang tetap bersemangat meraih rezeki meski usianya sudah tidak lagi muda.
Salah satunya adalah Setyo Utomo yang lebih dikenal sebagai Mbah Lindu. Setiap hari pukul 5 hingga 10 pagi, ia berjualan gudeg di depan gang II Sosrowijayan Wetan dan berangkat dari rumahnya di Klebengan Sleman dengan diantar mobil pick up warna merah.
Sebelum memutuskan berjualan di sana, Mbah Lindu pernah beberapa kali pindah tempat dan bahkan pernah juga jualan keliling menjajakan gudegnya dengan berjalan kaki.
Dilansir dari Merdeka, nenek berumur 97 tahun ini memang sudah berjualan cukup lama. Bahkan ia mengatakan bahwa usahanya tersebut dimulai sebelum penjajahan Jepang.
“Jualan sejak mata uang masih sen,” kenangnya sembari melayani pembeli.
Lamanya kisah usaha yang Mbah Lindu rintis memang pantas menjadi inspirasi banyak orang yang merasa putus asa dalam membangun sebuah usaha.
Lewat berjualan gudeg, Mbah Lindu mampu menyekolahkan kelima anaknya hingga mereka pun bisa mandiri.
“Ya syukur, dari hasil jualan gudeg bisa membiayai anak-anak hingga berhasil,” pungkasnya.
Salah satunya adalah Setyo Utomo yang lebih dikenal sebagai Mbah Lindu. Setiap hari pukul 5 hingga 10 pagi, ia berjualan gudeg di depan gang II Sosrowijayan Wetan dan berangkat dari rumahnya di Klebengan Sleman dengan diantar mobil pick up warna merah.
Sebelum memutuskan berjualan di sana, Mbah Lindu pernah beberapa kali pindah tempat dan bahkan pernah juga jualan keliling menjajakan gudegnya dengan berjalan kaki.
“Dulu pertama jualan tidak disini, masih dekat rumah, sekitar Jalan Kaliurang,” ucapnya.
Dilansir dari Merdeka, nenek berumur 97 tahun ini memang sudah berjualan cukup lama. Bahkan ia mengatakan bahwa usahanya tersebut dimulai sebelum penjajahan Jepang.
“Jualan sejak mata uang masih sen,” kenangnya sembari melayani pembeli.
Lamanya kisah usaha yang Mbah Lindu rintis memang pantas menjadi inspirasi banyak orang yang merasa putus asa dalam membangun sebuah usaha.
Lewat berjualan gudeg, Mbah Lindu mampu menyekolahkan kelima anaknya hingga mereka pun bisa mandiri.
“Ya syukur, dari hasil jualan gudeg bisa membiayai anak-anak hingga berhasil,” pungkasnya.