Karena tumbuh dan hidup dilingkungan miskin maka aku selalu mendengar orang-orang menyebutkan kalimat ini. Mereka mengatakan bahwa dizaman ini, orang miskin bertambah miskin sedangkan orang kaya akan semakin menjadi kaya. Mereka seolah menyalahkan orang kaya atas keterpurukan hidupnya.
Ternyata setelah aku dewasa, sedikit demi sedikit mulai memahami hal ini. Nah berikut dibawah ini setidaknya ada beberapa perbedaan mental antara mental orang kaya dan mental orang miskin yang membuat mereka berbeda. Mari kita bedah satu-satu!
1. Kemiskinan, salah satunya disebabkan karena mereka gagal mengatur uang.
Salah satu penyebab membuat orang miskin adalah karena gagalnya mengatur keuangan. Ketika mendapatkan uang, mereka seakan lupa diri dan bingung mau diapakan uang tersebut sehingga pada akhirnya uang tersebut habis tanpa sisa.
Film dokumenter pada tahun 2005 membuktikan hal ini, ketika itu seseorang gelandangan diberi uang sekitar 1,4 miliar. Ia dibebaskan untuk melakukan apa saja terhadap uang tersebut, ternyata hanya dalam waktu 6 bulan duit tersebut habis dan Ia kembali menjadi gelandangan. Ini menunjukkan bahwa mereka gagal mengatur uang.
2. Orang kaya gemar menambah aset dan investasi, sementara orang miskin rajin membuat keputusan bodoh yang semakin memperburuk kondisi finansialnya.
Coba Anda perhatikan bagaimana cara orang kaya dan orang miskin didalam mengelola duitnya. Kebanyakan orang kaya lebih memilih berinvestasi untuk jangka panjang sedangkan orang bermental miskin sering kali membuat keputusan bodoh yang membuat kondisi keuangan mereka semakin memburuk. Mereka lebih suka mengeluarkan uang untuk sesuatu yang sifatnya jangka pendek.
Parahnya lagi, mereka lebih suka terlihat kaya dengan membeli berbagai macam barang yang tak ada nilai investasinya sama sekali.
3. Bagi orang kaya, tak punya uang hanyalah keadaan sementara. Namun bagi orang miskin, tak punya uang ialah akibat dari mentalnya.
Sering kali kita lihat orang-orang bermental miskin mengeluh tentang uang. Mereka bingung dan selalu khawatir mengenai hari esok, misalnya “Besok makan apa?” “Bagaimana nasib saya besok?” Dan banyak lagi.
Padahal mereka memiliki waktu dan tenaga untuk menghasilkan uang, tetapi sayangnya kebanyakan dari mereka tidak menggunakan itu dan lebih memilih meratapi nasib.
Berbeda dengan orang bermental kaya. Mereka menganggap bahwa tak punya uang itu cuma keadaan sementara. Ia masih punya waktu dan tenaga, lalu mengisinya dengan hal-hal yang tak dilakukan oleh orang-orang bermental miskin.
4. Siklus keuangan yang berbeda, antara orang bermental kaya dengan orang yang bermental miskin.
Seeprti sudah dijelaskan diatas, orang-orang bermental miskin akan kebingungan jika mempunyai uang. Hasilnya, mereka hanya bisa menghabiskan uang tersebut dengan sia-sia dan kemudian berujung dengan penyesalan.
Orang bermental kaya tentu saja melakukannya dengan cara berbeda. Sering kali kita melihat mereka membuang uang dalam bentuk aset atau investasi jangka panjang.
Hal yang perlu Anda ingat dari mental orang kaya dan mental orang miskin adalah, orang miskin selalu tergiur dengan jumlah uang, sementara orang bermental kaya melihat uang sebagai value.
5. Orang kaya berpikir jangka panjang, dan orang miskin berpikir jangka pendek.
Orang kaya selalu memikirkan jangka panjang, bagi mereka uang adalah aset. Setelah mendapat uang, mereka berpikir jangka panjang dan mencari cara bagaimana agar uang ini menjadi berkali lipat. Maka mereka berbisnis, maka mereka berinvestasi.
Sedangkan orang miskin pikirannya selalu jangka pendek. Mereka ingin cepat mendapatkan uang, agar dapat menghabiskannya dengan cepat pula. Saat mereka diberi uang, fokus mereka ialah beli ini dan itu. Membeli sesuatu yang sama sekali tak memiliki nilai tambah. Seperti membeli kendaraan terbaru, gadget terbaru, membeli rumah saat sudah punya rumah. Intinya, mereka lebih suka membeli sesuatu yang dasarnya ialah keinginan. Bukan kebutuhan.
Itulah hal yang menyebabkan mengapa orang kaya semakin kaya dan orang miskin bertambah miskin. Bagaimana, apakah Anda setuju ? silahkan share agar kita memiliki mental kaya.